SMP Amanatulloh Gelar In House Training: Menguatkan Pembelajaran dengan Deep Learning dan KAIH
Banyuwangi, 22 Mei 2025 — Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan serta menanamkan karakter unggul pada peserta didik, SMP Amanatulloh mengadakan kegiatan In House Training (IHT) dengan tema “Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran dan Penerapan KAIH (Kebiasaan Anak Indonesia Hebat)”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 22 Mei 2025, dari pukul 07.30 hingga 16.15 WIB dan diikuti oleh seluruh dewan guru SMP Amanatulloh.
Kegiatan yang dilangsungkan di ruang guru sekolah ini menghadirkan tiga narasumber berkompeten: Drs. Suprapto (Pengawas Dispendik Kabupaten Banyuwangi), Junaidi Abdillah, S.Pd.Gr (Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMP Amanatulloh), dan Sayidah Rohmah, S.S (guru SMP Amanatulloh). IHT ini menjadi momen penting dalam menyelaraskan strategi pembelajaran berbasis deep learning serta menanamkan kebiasaan positif melalui program KAIH.
Sambutan Penuh Inspirasi
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Bidang Pendidikan dan Pengajaran SMP Amanatulloh, H. Amir Amahmud, S.Ag., S.P. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya guru sebagai agen perubahan dalam menciptakan generasi yang tangguh dan cerdas.
“Pendidikan adalah pintu perubahan, dan guru adalah kuncinya. Hari ini kita belajar bukan hanya untuk menambah ilmu, tapi untuk mengubah cara pandang dan memperkuat komitmen dalam mendidik anak-anak kita,” ujarnya dengan penuh semangat.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Drs. Suprapto yang sekaligus secara resmi membuka kegiatan IHT. Dalam pidatonya, beliau menekankan bahwa dunia pendidikan saat ini menuntut pendekatan yang lebih dalam dan bermakna. “Tidak cukup hanya mengajar, kita harus menyentuh jiwa anak-anak kita. Deep learning adalah jawabannya. Dan KAIH adalah fondasi karakternya,” tegas beliau.
Materi 1: Membedah Raport Pendidikan – Drs. Suprapto
Sesi pertama disampaikan oleh Drs. Suprapto dengan tema “Membaca dan Menindaklanjuti Raport Pendidikan”. Dalam paparannya, beliau menjelaskan pentingnya para pendidik memahami indikator yang terdapat dalam raport pendidikan sebagai alat ukur mutu sekolah.
“Raport pendidikan bukan sekadar laporan. Ia adalah cermin yang menunjukkan bagaimana kualitas pembelajaran, iklim sekolah, dan kompetensi peserta didik terbentuk. Dari situ kita bisa merancang intervensi yang tepat,” jelasnya.
Beliau juga mengajak para guru untuk tidak menunggu instruksi dari atas, melainkan proaktif dalam mengolah data dari raport pendidikan untuk menyusun strategi penguatan kompetensi siswa.
Materi 2: Menguatkan Pembelajaran dengan Deep Learning – Junaidi Abdillah, S.Pd.Gr
Materi kedua dibawakan oleh Junaidi Abdillah, S.Pd.Gr, yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Dengan tema “Implementasi Deep Learning dalam Pembelajaran”, beliau memaparkan konsep dan praktik pembelajaran mendalam yang menekankan pada proses berpikir kritis, reflektif, dan kontekstual.
“Deep learning bukan sekadar membuat siswa paham, tapi membuat mereka mampu mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan, memecahkan masalah nyata, dan berinovasi,” ujar Junaidi.
Ia juga memberikan contoh strategi dan model pembelajaran berbasis deep learning. Dalam sesi ini, peserta diajak berdiskusi dan mencoba menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang menerapkan prinsip deep learning.
Menurut Pak Juna, guru yang mampu menciptakan pembelajaran bermakna adalah guru yang akan dikenang sepanjang masa oleh muridnya.
Materi 3: Menanamkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat – Sayidah Rohmah, S.S
Materi ketiga sekaligus penutup disampaikan oleh Sayidah Rohmah, S.S, dengan topik “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Dalam sesinya, Sayidah memperkenalkan tujuh kebiasaan utama yang perlu ditanamkan sejak dini, yaitu:
1.Bangun pagi
2.Beribadah,
3. Berolahraga,
4. Makan sehat dan bergizi,
5. Gemar belajar,
6. Bermasyarakat, dan
7. Tidur cepat.
“Kalau ingin hasil luar biasa, kita harus mulai dari hal-hal yang luar biasa pula. Mulai dari kebiasaan sehari-hari,” kata Sayidah. Ia juga mengajak para guru untuk menjadi teladan utama dalam kebiasaan-kebiasaan ini agar tertanam kuat pada peserta didik.
Menurutnya, KAIH bukan sekadar slogan, tetapi program nyata yang harus terus dievaluasi dan diperkuat implementasinya di semua lini kehidupan sekolah, baik dalam pembelajaran maupun kegiatan non-akademik.
Komitmen dan Tindak Lanjut
Setelah seluruh materi disampaikan, peserta diminta menyusun refleksi pembelajaran dan tugas tindak lanjut dari setiap materi. Kegiatan ini bertujuan agar pemahaman yang telah diperoleh tidak hanya berhenti pada tataran teoritis, namun benar-benar diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Para guru dibagi ke dalam kelompok kecil untuk menyusun rencana implementasi deep learning dalam mata pelajaran masing-masing serta membuat skema pembiasaan KAIH yang akan diterapkan di kelas.
Kesimpulan
Kegiatan In House Training yang berlangsung selama hampir seharian ini bukan hanya memberikan pencerahan, tetapi juga menggugah kesadaran kolektif para guru untuk bertransformasi. Materi yang disampaikan menyentuh aspek kognitif dan afektif secara seimbang, dan para peserta tampak antusias mengikuti hingga akhir acara.
Dengan semangat kebersamaan, para guru SMP Amanatulloh kini membawa pulang tidak hanya ilmu, tetapi juga tekad untuk menghadirkan pembelajaran yang mendalam dan bermakna serta membangun karakter anak-anak Indonesia yang hebat. Semoga IHT ini menjadi awal dari langkah besar menuju pendidikan yang berkarakter, berkualitas, dan membanggakan. (Mars Hr)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini